Dukun Audio

1/05/2015 0 Comments

Banyak dari kita mengenal dunia musik melalui otodidak, mulai dari membaca buku, lihat tutorial, belajar dari teman yang sudah mahir, begitu juga dalam dunia Audio Engineer kebanyakan di Indonesia mereka belajar otodidak walaupun ada juga mereka yang mengenyam bangku pendidikan.

Audio Engineer di Indonesia biasanya mengawali karir dengan bekerja di salah satu penyedia jasa layanan sound system, mereka mulai mempelajari sendiri kegunaan setiap tombol knob, fungsi fader, routing kabel berdasarkan pengalaman di lapangan.

Seberapa penting sih sebenarnya pendidikan formal di bidang ini? Toh juga anak band, musisi saat mereka manggung tidak ditanyain ijazah sarjana musik. Jadi kebanyakan mereka merasa tidak perlu mengenyam pendidikan formal dalam industri musik.

Sekedar perbandingan saja, ilmu kedokterna juga bisa dipelajari loh walaupun tidak mengenyam kuliah jurusan kedokteran yang biayanya ratusan juta, toh kita bisa belajar dari pengalaman dan bertanya, banyak buku-buku juga tentang kedokteran apalagi kita hidup di era digital, dimana kita sangat mudah mendapatkan sebuah informasi.

Tapi kemampuan menyembuhkan seseorang walaupun sama-sama bisa, yang membedakan adalah mereka yang menempuh jalur pendidikan akan disebut DOKTER sedangkan mereka yang otodidak akan disebut DUKUN, harga dokter tentunya jauh lebih mahal dibandingkan dukun, profesionalisme tidak usah diragukan lagi, ada sebuah tanggung jawab secara moral dan etika yang jelas bagi mereka yang menempuh jalur pendidikan, seorang dokter memberikan rasa aman kepada pasienya tentang jaminan kesehatan dan keamanan, sedangkan dukun? Yaaa.... agak was-was juga kadang ada yang sembuh dan ada yang malah tambah parah, kalau kata orang jawa “murah njaluk selamet” (Murah tapi mau selamat).

Oke, kembali ke dunia musik, sudah selayaknya mereka walaupun jago secara otodidak tapi harus dilengkapi pendidikan formal di bidangnya, semua orang bisa belajar matematika dijalan, tapi tetap harus pergi ke sekolah. Nah, yang jadi kendala adalah pemerintah Indonesia masih minim perhatian terhadap industri ini, bisa dihitung jari institusi musik dan sekolah musik di Indonesia, kebanyakan masih berbentuk Kursus.


Untuk Audio Engineer sendiri malah Digital Music University menjadi sekolah audio digital pertama di Indonesia, jadi stop menjadi dukun audio, sudah saatnya kita menjadikan profesi audio ini menjadi profesional atau jadi dokter audio, dengan menempuh program 1 tahun di Digital Music University kalian bisa transfer program ke JMC Academy Australia, pulang membawa gelar Audio Engineer dan membawa perubahan untuk dunia Audio Engineer di Indonesia.

0 komentar: