Dukun Audio
Banyak dari kita mengenal dunia musik melalui otodidak,
mulai dari membaca buku, lihat tutorial, belajar dari teman yang sudah mahir,
begitu juga dalam dunia Audio Engineer kebanyakan di Indonesia mereka belajar
otodidak walaupun ada juga mereka yang mengenyam bangku pendidikan.
Audio Engineer di Indonesia biasanya mengawali karir dengan
bekerja di salah satu penyedia jasa layanan sound system, mereka mulai
mempelajari sendiri kegunaan setiap tombol knob, fungsi fader, routing kabel
berdasarkan pengalaman di lapangan.
Seberapa penting sih sebenarnya pendidikan formal di bidang
ini? Toh juga anak band, musisi saat mereka manggung tidak ditanyain ijazah
sarjana musik. Jadi kebanyakan mereka merasa tidak perlu mengenyam pendidikan
formal dalam industri musik.
Sekedar perbandingan saja, ilmu kedokterna juga bisa
dipelajari loh walaupun tidak mengenyam kuliah jurusan kedokteran yang biayanya
ratusan juta, toh kita bisa belajar dari pengalaman dan bertanya, banyak
buku-buku juga tentang kedokteran apalagi kita hidup di era digital, dimana
kita sangat mudah mendapatkan sebuah informasi.
Tapi kemampuan menyembuhkan seseorang walaupun sama-sama
bisa, yang membedakan adalah mereka yang menempuh jalur pendidikan akan disebut
DOKTER sedangkan mereka yang otodidak
akan disebut DUKUN, harga dokter
tentunya jauh lebih mahal dibandingkan dukun, profesionalisme tidak usah
diragukan lagi, ada sebuah tanggung jawab secara moral dan etika yang jelas
bagi mereka yang menempuh jalur pendidikan, seorang dokter memberikan rasa aman
kepada pasienya tentang jaminan kesehatan dan keamanan, sedangkan dukun?
Yaaa.... agak was-was juga kadang ada yang sembuh dan ada yang malah tambah
parah, kalau kata orang jawa “murah
njaluk selamet” (Murah tapi mau selamat).
Oke, kembali ke dunia musik, sudah selayaknya mereka
walaupun jago secara otodidak tapi harus dilengkapi pendidikan formal di
bidangnya, semua orang bisa belajar matematika dijalan, tapi tetap harus pergi
ke sekolah. Nah, yang jadi kendala adalah pemerintah Indonesia masih minim perhatian
terhadap industri ini, bisa dihitung jari institusi musik dan sekolah musik di
Indonesia, kebanyakan masih berbentuk Kursus.
Untuk Audio Engineer sendiri malah Digital Music University
menjadi sekolah audio digital pertama di Indonesia, jadi stop menjadi dukun
audio, sudah saatnya kita menjadikan profesi audio ini menjadi profesional atau
jadi dokter audio, dengan menempuh program 1 tahun di Digital Music University
kalian bisa transfer program ke JMC Academy Australia, pulang membawa gelar
Audio Engineer dan membawa perubahan untuk dunia Audio Engineer di Indonesia.
0 komentar: