Membeli Sebuah Software DAW

Semenjak era 90’ dimana komputer mulai banyak digunakan dan studio recording tidak lepas dari peran komputerisasi, DAW menjadi salah satu software yang diperdebatkan para Audio Engineers, software DAW apa yang paling pas dan bagus untuk digunakan.

20 Tahun kemudian atau di era sekarang perdebatan ini semakin sulit, karena banyak sekali software DAW bermunculan, ada beberapa menjadi favorit karena kemudahan fiturnya, bagi para pelaku senior dunia rekaman pasti hampir pernah mencoba semua software DAW sehingga menemukan kecocokan DAW apa yang pas untuk dirinya, tapi bagaimana dengan mereka yang masih baru dan awam di dunia rekaman?.

Disini kita bicara mengenai membeli software, perlu digaris bawahi lagi MEMBELI bukan mendownload atau membajak sebuah software, saat kita membeli sebuah software kita memiliki 3 opsi :

  1. Digital Version : biasanya kita membeli software ini kemudian mendownloadnya secara resmi dari website resmi perusahaannya, cara ini banyak diminati, karena mudah dan cepat bisa langsung kita pakai softwarenya.
  2. Box Version : kalo ini kita beli dalam bentuk fisik, jadi ada Dus Box nya, ada CD installannya, terkadang orang juga suka membeli yang versi ini untuk dapat dikoleksi, kelemahannya kita harus membelinya di toko atau pesan lewat internet dan menunggu proses shipping.
  3. Include Version : biasanya DAW ini diberikan secara gratis saat kita membeli sebuah Audio Interface, atau soundcard dan cara ini termasuk praktis karena kita membeli dua produk sekaligus dalam sebuah pembelian.

Beberapa software juga ada yang memiliki lisensi berupa USB dongle, jadi kita bisa menggunakan DAW ini secara full version menggunakan sebuah USB yang berisi lisensinya. 

Saatnya teman – teman mencoba DAW, artikel berikutnya mungkin akan membahas tentang instalasi atau macam DAW. 

Salam Audiopreneur.

MAC atau PC

Setiap orang yang bekerja dalam dunia Audio Recording saat kita ajukan pertanyaan ini kebanyakan dari mereka menjawab “MAC”. Saya pribadi mengenal Mac ini di tahun 2010 dan terkagum dengan kemampuannya, mac pertama yang saya pelajari adalah Mac Mini, sebuah perangkat komputer yang ukurannya hanya sebesar tepak makan anak sekolahan, bandingkan sebuah perangkat komputer yang ukurannya cukup besar. 

Selain itu untuk menjalankan sebuah program DAW beserta plugin MAC memiliki stabilitas yang luar biasa, perangkat komputer yang kompatibel dengan software yang memang dirancang sesuai dengan spesifikasinya. Saat itu saya terkagum dengan cara menginstall MAC yang hanya perlu menarik sebuah icon aplikasi dan membuangnya ke Trash saat ingin uninstall.

Berbeda dengan software Windows yang umum digunakan pada PC, memiliki sistem program dan rawan terkena Virus yang dapat mengancam data data penting kita, berbeda dengan software OSX bawaan MAC, apakah yang membuat hebat adalah softwarenya? Maka sebuah PC dapat juga di install OSX yang biasanya kita sebut dengan Hackintosh, dan memang software ini luar biasa berjalan semulus dengan menggunakan Macintosh, kendalanya hanya untuk penginstalan Hackintosh tergolong susah dan meminta spesifikasi tertentu dan jenis Driver tertentu, dan tentunya tidak sekompatibel kita membeli sebuah MAC.

Tetapi walaupun Windows memang rawan terkena virus dan beberapa keribetan yang lainnya, sebenarnya ada beberapa software yang bagus dan hanya untuk Windows tidak ada versi OSX, begitu sebaliknya, katakanlah software Pro Tools kebanyakan didesain untuk OSX. Walaupun terkenal rawan virus, pengalaman pribadi saya menggunakan windows original cukup memuaskan, tidak ada virus dan kerusakan karena kita bisa selalu update dan mencari solusi dari microsoft, kebanyakan keluhan pengguna Windows adalah mereka memakai software bajakan.

Untuk membeli sebuah PC mungkin bisa dibaca di artikel sebelumnya “Komputer Untuk Studio Rekaman” sedangkan untuk membeli MAC, ada 4 macam jenis mac yang direkomendasikan, baca di artikel ini “MAC Mana Yang Cocok?”.
Nah sekarang saatnya kamu memilih mana yang cocok sesuai dengan kebutuhanmu, kemudian tinggal menambahkan “Aksesoris Komputer Studio Rekaman” untuk keperluan studio rekamanmu.

Komputer Untuk Rekaman


Ingin memulai sebuah Home Studio Recording, atau belajar tentang dunia Audio Digital? Memiliki sebuah perangkat komputer merupakan hal wajib (jika dilakukan mendapat pahala, jika ditinggalkan berdosa hehehehe....).
Memiliki sebuah perangkat komputer terkadang bagi mereka yang pemula sangatlah membingungkan, banyak pertimbangan yang harus diperhitungkan antara keuangan dan kebutuhan. Setiap orang selalu ingin mendapatkan sebuah komputer canggih dengan spesifikasi tinggi dan tentunya dengan harga yang sangat terjangkau oleh budget.
Untuk membeli sebuah komputer yang akan digunakan untuk studio rekaman itu cukup memperhatikan 4 hal utama :

  1. Harga Terjangkau – tentukan budgetmu untuk membeli sebuah perangkat komputer dan sesuaikan dengan realitas harga, ada harga ada kualitas. Pastikan dahulu untuk apa studio rekaman yang akan dibangun, Investasi dengan biaya cukup mahal akan mendapatkan spesifikasi yang cukup tinggi dan dapat untuk jangka panjang 3-4 tahun kedepan rasanya tidak perlu untuk upgrade spesifikasi komputer.
  2. Kecepatan Proses – hari ini banyak sekali perusahaan menawarkan komputer dengan spesifikasi tinggi dan harga murah, kecepatan juga sudah cukup memenuhi untuk kebutuhan multimedia, tetapi perlu di ingat saat kita ingin menggunakan sebuah perangkat komputer untuk kebutuhan spesifik entah itu Audio Recording, Design Graphic, pasti membutuhkan tambahan spesifikasi. Untuk Audio Recording usahakan memiliki RAM yang tinggi untuk sebuah proses DAW dengan beberapa Track dan plugin, kemudian pastikan memiliki kapasitas Hard Disk yang cukup besar untuk menyimpan projectmu.
  3. Layar Monitor – saat kita sudah menggunakannya dengan bermacam audio track, dan memulai tahap mixing, layar kecil sangatlah menyusahkan dan terlihat sangat ramai sekali didalam monitor, maka layar dengan ukuran besar dan resolusi tinggi dapat membantu kenyamanan visual dalam mengerjakan project, terkadang para engineer menggunakan Dual Monitor, dimana monitor pertama untuk multitrack dan satunya untuk Grafik EQ.
  4. Dapat Upgrade – setiap tahun vendor DAW ataupun software mengeluarkan produk terbarunya dengan fitur baru dan tentunya terkadang meminta spesifikasi komputer yang tinggi, terkadang ada yang menganggap ini tidaklah penting saat mereka memperbarui alat rekaman biasanya mereka juga membeli perangkat komputer baru, tetapi bagi mereka ada yang suka membongkar pasang komputer dan perangkatnya dan ini lebih murah dalam mengupgrade sesuatu karena kita hanya membeli alat yang dibutuhkan untuk di upgrade saja.

Sebuah komputer sangat bagus untuk studio rekaman permanen, harga lebih murah dan spesifikasi perangkat komputer yang dapat di bongkar pasang sesuai kebutuhan, tetapi jika ingin memiliki studio rekaman mobile maka sebuah laptop adalah pilihan yang sangat tepat, dengan harga yang lebih mahal dan tentunya spesifikasi yang canggih dan dapat dibawa kemana-mana menjadi keunggulan, tetapi pilihan ini tidak dapat upgrade kemampuan karena 4 / 5 tahun kemudian spesifikasi ini kemungkinan akan sangat tertinggal dan tidak kompatibel dengan software, dan biaya upgrade untuk spare partnya terkadang hampir sama dengan kita membeli baru.

Selain kita membeli sebuah komputer, ada sebuah pertanyaan klasik bagaimana kalau kita membeli MAC, ya pertanyaan ini selalu menjadi perdebatan antara kita membeli sebuah perangkat komputer (PC) atau MAC (Macintosh), cek aja artikel berikut MAC VS PC ? tanyakan kepada beberapa engineer audio maka kebanyakan mereka akan memilih MAC.

Digital Audio Workstation


Untuk bagi para musisi biaya latihan dan rekaman adalah modal yang cukup besar di awal karir, beruntunglah bagi kalian yang hidup di era komputer, dan dengan adanya DAW (Digital Audio Workstation), mungkin untuk sekarang ditahun 2015 hal ini sudah tidak asing lagi bagi para pelaku industri audio, bahkan banyak orang awam yang juga mulai mengenal DAW dan menjadikan ini sebagai hobi baru bagi mereka, berbeda dengan awal perjuangan DMU (Digital Music University) dimana masih banyak pelaku audio yang berpatok pada hardware, dan dengan revolusinya pada saat itu, DMU mengajak untuk berpindah ke musik digital yang tentunya berbasis DAW. Berbagai seminar saat itu banyak orang tercengang hanya bermodal sebuah laptop yang sudah di install DAW sudah bisa membuat sebuah lagu.

Saat ini sudah banyak yang tahu akan hal itu, sudah hampir 8 tahun DMU berdiri dan menyuarakan perubahan dalam industri audio, maka saat kita menjelaskan sebuah DAW tentunya itu bukan hal baru lagi dan sudah banyak yang mengetahuinya, tapi yang namanya manusia setiap hari ada yang lahir, setiap hari ada yang mendapatkan KTP baru (17 tahun), setiap hari ada lulusan SMA, SMP, SD.

Untuk itu buat mereka yang masih awam dengan DAW, jika kalian ingin menjadi musisi maka belajar DAW merupakan modal tambahan yang dapat membuat kalian terlihat keren, bayangkan dirimu adalah seorang gitaris, dan membawa sebuah laptop dan Audio Interface (Soundcard External), kalian bisa menulis lagu kapanpun dimanapun inspirasi kalian muncul, laptop kalian dan Audio Interface adalah senjata tambahan yang berfungsi sebagai Studio Berjalan, Minus One Player, Minus One Maker, Video Player, bahkan efek gitar digital bisa kalian simpan dalam sebuah DAW.

Sebuah paket lengkap bukan, satu aplikasi bisa untuk menunjang penampilan kalian di panggung, Nyalakan laptop disamping panggung, sambungkan sebuah Audio Interface, Input gitarmu kedalam Audio Interface, setting DAW mu, Track pertama isi dengan Minus One yang akan kamu tampilkan diatas panggung, track kedua adalah suara gitarmu, setting juga efeknya, kalo kalian punya sebuah video klip atau sebuah visualisasi penunjang penampilan bisa juga kalian atur. Sekedar tips, setting semuanya di rumah dan jadikan itu sebuah cara kerja paten untuk setiap penampilanmu, dan Hell yeaaahh.... dengan hanya menekan tombol play, pertunjukkan solo gitarmu akan segera dimulai, dan heey kamu bisa merekamnya juga, dan mengatur audionya jika sudah di rumah, export menjadi mp3 atau Wav, share ke temanmu di Youtube, Soundcloud, Facebook, Reverbnation, dll.

Kalau kamu ingin menghasilkan uang, kamu cukup cari orang yang bisa design dan buat Art Covernya, dan jual lagumu di iTunes, Amazon, Rhapsody, CD baby, dan banyak toko musik digital yang tersebar di seluruh dunia. Gak mau repot? Kontak aja DMU Production, kita menyediakan semua jasa itu.

Nah, Hebat kan sebuah DAW bisa menjadikan dirimu musisi Independent Sejati, pengen tahu cara penggunaan DAW dengan benar, yuk ikut kelas di Digital Music University, ada Short Class (Kursus) atau ada program 1 Tahun yang menjadikanmu pelaku industri Audio profesional.

Mac Mana Yang Kamu Pilih



Ada 4 jenis mac yang dapat kamu pilih untuk keperluan Audio Recording

  1. The Mac Mini
  2. The Macbook Pro
  3. The iMac
  4. The Mac Pro

Mari kita lihat satu persatu kemampuan setiap jenis mac ini.

1. The Mac Mini
The Mac Mini
Untuk pemulah Mac Mini sangat direkomendasikan, kenapa? Karena harganya paling murah diantara semua tipe. Walaupun begitu Mac Mini memiliki kelemahan yaitu pembelian tidak termasuk monitor, mouse, keyboard dan alat penunjang lainnya, anggap saja membeli sebuah perangakat CPU saja.

2. The Macbook Pro
The Macbook Pro
Dibandingkan dengan Mac Mini, Macbook Pro lebih memiliki keunggulan yaitu, lebih cepat, lebih mudah dibawa kemana saja layaknya sebuah laptop, memiliki Resolusi layar yang cukup tinggi dengan retina displaynya. Jika kamu ingin studio yang bersifat mobile, maka saran terbaik adalah Macbook Pro, dan termasuk salah satu idaman favorit para pekerja Audiopreneur.

3. The iMac
The iMac
Jika portbale atau mudah dibawa kemana saja tidak menjadi pilihan utama, atau ingin membangun sebuah studio permanen iMac menjadi pilihan berikutnya, memiliki kelebihan yang tidak dimiliki Macbook Pro yaitu, lebih cepat dari Macbook Pro, secara desain sangat elegan dan keren ditaruh ditengah meja studio rekaman, memiliki layar cukup besar yang sudah built-in dengan boardnya.
Jika kamu memiliki uang yang cukup banyak dan tidak membutuhkan untuk menentengnya kemana-mana seperti laptop maka iMac sangatlah sempurna untuk kebutuhanmu.

4. The Mac Pro
The Mac Pro
Selain iMac tidak ada lagi yang dapat disarankan selain Mac Pro, digunakan oleh studio profesional di seluruh belahan dunia, untuk dipakai keperluan rekaman Mac Pro lebih dari sangat cukup, mempunyai kecepatan yang fantastis untuk dipakai rekaman yang menggunakan Track dan Plugin yang banyak, dan tentunya memiliki kapasitas untuk menyimpan recording sesion di Hard Disk yang cukup besar, dan mempunyai slot yang mudah dilepas dan dipasang untuk keperluan upgrade Hardware, semua kebutuhan akan kecanggihan sebuah komputer telah disediakan Mac Pro, dan tentunya tidaklah murah.


Dukun Audio

Banyak dari kita mengenal dunia musik melalui otodidak, mulai dari membaca buku, lihat tutorial, belajar dari teman yang sudah mahir, begitu juga dalam dunia Audio Engineer kebanyakan di Indonesia mereka belajar otodidak walaupun ada juga mereka yang mengenyam bangku pendidikan.

Audio Engineer di Indonesia biasanya mengawali karir dengan bekerja di salah satu penyedia jasa layanan sound system, mereka mulai mempelajari sendiri kegunaan setiap tombol knob, fungsi fader, routing kabel berdasarkan pengalaman di lapangan.

Seberapa penting sih sebenarnya pendidikan formal di bidang ini? Toh juga anak band, musisi saat mereka manggung tidak ditanyain ijazah sarjana musik. Jadi kebanyakan mereka merasa tidak perlu mengenyam pendidikan formal dalam industri musik.

Sekedar perbandingan saja, ilmu kedokterna juga bisa dipelajari loh walaupun tidak mengenyam kuliah jurusan kedokteran yang biayanya ratusan juta, toh kita bisa belajar dari pengalaman dan bertanya, banyak buku-buku juga tentang kedokteran apalagi kita hidup di era digital, dimana kita sangat mudah mendapatkan sebuah informasi.

Tapi kemampuan menyembuhkan seseorang walaupun sama-sama bisa, yang membedakan adalah mereka yang menempuh jalur pendidikan akan disebut DOKTER sedangkan mereka yang otodidak akan disebut DUKUN, harga dokter tentunya jauh lebih mahal dibandingkan dukun, profesionalisme tidak usah diragukan lagi, ada sebuah tanggung jawab secara moral dan etika yang jelas bagi mereka yang menempuh jalur pendidikan, seorang dokter memberikan rasa aman kepada pasienya tentang jaminan kesehatan dan keamanan, sedangkan dukun? Yaaa.... agak was-was juga kadang ada yang sembuh dan ada yang malah tambah parah, kalau kata orang jawa “murah njaluk selamet” (Murah tapi mau selamat).

Oke, kembali ke dunia musik, sudah selayaknya mereka walaupun jago secara otodidak tapi harus dilengkapi pendidikan formal di bidangnya, semua orang bisa belajar matematika dijalan, tapi tetap harus pergi ke sekolah. Nah, yang jadi kendala adalah pemerintah Indonesia masih minim perhatian terhadap industri ini, bisa dihitung jari institusi musik dan sekolah musik di Indonesia, kebanyakan masih berbentuk Kursus.


Untuk Audio Engineer sendiri malah Digital Music University menjadi sekolah audio digital pertama di Indonesia, jadi stop menjadi dukun audio, sudah saatnya kita menjadikan profesi audio ini menjadi profesional atau jadi dokter audio, dengan menempuh program 1 tahun di Digital Music University kalian bisa transfer program ke JMC Academy Australia, pulang membawa gelar Audio Engineer dan membawa perubahan untuk dunia Audio Engineer di Indonesia.

SLATE VCC, kayak punya 5 Mixing Console kelas dunia..

Setelah sekian tahun menunggu, 'Ada gak ya software yang cara kerja nya secara telinga rasanya Analog banget?' Akhirnya terjawab oleh hadirnya software bikinan Steven Slate yakni "Virtual Console Collection", yg fungsinya adalah "meniru" cara kerja Mixer2 kelas dunia.


Sebenernya Waves sendiri sudah pernah mengeluarkan seri "NLS", yang juga meniru cara kerja Mixer Analog, tp entah kenapa di telinga rasanya masih saja ada yg kurang "pas" sehingga saya memutuskan untuk berburu software lain.


Nah, Slate VCC ini memberikan 5 macam Mixer termasuk channel nya yg bisa kita pakai, yaitu

1. SSL mixer

2. American style

3. Neve

4. Trident

5. RC ( tahun 60 )


Cara kerjanya cukup gampang. Sebelum kita mixing, maka kita melakukan urutan Insert seperti berikut:

1. Insert "Mixbuss" dari Slate di Master Output, tentukan Mixer yang mau dipakai - misalnya "Neve".


2. Sebelum menggunakan plugin lain, Insert di tiap track "Channel" dari Slate, pilih "Neve" agar antara Mixbuss dan Channel seolah bekerja di satu tipe Mixer yaitu "Neve".


3. Atur input agar mendekati angka "0" di plugin tersebut sehingga pewarnaan suara bisa maksimal, termasuk mengatur "Drive" yang juga memberikan rasa tersendiri di tiap track yang ada.


Apa sih bedanya klo Mixing tanpa plugin ini? Yang jelas, ketika kita pilih tipe "Neve", maka secara otomatis freq low dan punch nya akan diolah seperti Console Neve yang beneran, tanpa perlu kita repot menebalkan dan memberikan punch di track yang kita mixing. Begitu di bypass, maka akan terasa banget kalo gak ada "body" di hasil mixing kita.


Posisi Panning pun sangat terasa beda sekali. Dulu sewaktu saya Mixer analog, posisi Left-Center-Right bisa terasa sangat natural, benar2 ada 3 pilar di speaker monitor. Tapi entah kenapa ketika di digital semua jadi terasa "aneh" dan malah terlalu presisi.


Bahkan ketika kita rubah ke model SSL, maka akan berubah juga Warna, Posisi dan karakter dari hasil mixing kita. Untuk posisi Center terasa banget kalo "ditarik" ke luar, sehingga menjadi lebih "solid", posisi suara lebih mengikuti bentuk speaker sehingga terasa banget gambar batas suaranya.


So guys, buat yang telinganya sudah peka dan butuh banget "Rasa Analog" plus "posisi suara" dari Mixer2 Analog kelas dunia, langsung aja berburu plugin ini dan bersiaplah untuk mendapatkan hasil Mixing yang benar2 beda dan terasa lebih 3 Dimensi dibandingkan tanpa plugin ini.


SELAMAT BER VCC RIA DENGAN "SLATE VCC PLUGIN" !








Kaget Nonton Tivi Indonesia

Lagi asik nonton acara di televisi nasional milik swasta, tiba-tiba kaget karena iklan televisi yang volumenya kenceng dan buru-buru mencari remote Tv buat ngecilin volumenya, udah selesai iklan kemudian mulai lagi filmnya tapi ada yang aneh , suaranya pelan sekali.

Pernah mengalami hal serupa? Pasti ada yang bertanya kenapa ya?. Hal ini terjadi karena masih belum diterapkannya standarisasi volume audio agar setiap file audio memiliki kesamaan. Banyak faktor yang menyebabkan ini terjadi, kurangnya pendidikan formal dalam bidang audio, seni dalam mempelajari tata suara masih kurang populer dibandingkan seni rupa, kebanyakan dari kita mempelajari tata suara secara otodidak.

Sering datang ke acara pernikahan atau acara yang memakai jasa sound system, pernah bertemu dengan Sound Engineer yang profesional? Mungkin ada tapi tidak banyak, dan mereka yang tidak profesional ini disebut operator atau soundman (Sungguh nama yang tidak keren). Maka lembaga seperti DMU berusaha menciptakan pakar audio yang berkualitas dan profesional sehingga profesi ini memiliki standarisasi yang jelas layaknya profesi dokter. Mungkin kalau dalam dunia kedokteran mereka disebut dukun atau mantri, karena mereka menyembuhkan orang tanpa gelar kedokteran atau mengenyam pendidikan formal.


Jam terbang yang membuat mereka menjadi terbiasa dan ahli dalam bidangnya secara praktisi tapi kurang dalam segi teori, maka saat dihadapkan dengan beberapa masalah kebanyakan dari mereka tidak bisa memecahkan atau bahkan tidak menyadari kerusakan, kesalahan atau dampak dari kesalahannya. Maka jangan kaget di tahun 2015 saat pasar bebas Asia akan banyak pekerja di bidang audio yang lebih profesional baik secara praktek di lapangan atau teori, dan menggantikan mereka yang tidak profesional atau hanya belajar berdasarkan pengalaman dan jam terbang tapi secara teori tidak tahu apa-apa. Maka sebelum itu terjadi segera belajar di DMU ada kelas 1 tahun dan Short Class untuk menjadi pakar dalam dunia Audio.